Kamis, 27 Oktober 2011

Antara Hari Blogger , Sumpah Pemuda dan Penulis

Kemarin saya diberitahu teman bahwa hari itu
adalah  hari Blogger, dan hari ini tepat hari Sumpah Pemuda. Apa hubungannya? tidak mesti dihubung-hubungkan sih, tapi setidaknya saya sendiri merasa ada hubungannya setidaknya dalam spirit.

Sudah banyak yang maklum bahwa dengan perkembangan dunia internet, muncul banyak blogger. Kemudian disusul juga adanya era MIcro Blogging yang dengan kata lain lebih sering kita dengar sebagai situs jejaring sosial.

Celakanya dengan munculnya situs-situs jejaring sosial itu, banyak para 'aktivis'blogger yang dulunya rajin nge=blog sekarang jadi vakum. Tak ada yang salah sih dengan hal itu, semua adalah pilihan dan sama sekali tidak dosa. Masalahnya adalah 2 media itu berbeda dari berbagai sisi. Jejaring sosial memang menjanjikan kepraktisan interaksi, tapi di sisi lain blog memiliki kelebihan menyimpan data di halaman depan dengan baik dan telah terbukti banyak melahirkan penulis di banyak tempat di dunia ini.

Tak sedikit penulis yang lahir berawal dari hobi ngeblog. Bahkan tak sedikit di antara mereka yang menjadi terkenal dan merambah ke dunia lain di samping dunia kepenulisan, seperti broadcasting dan enterpreneurship.  Semua berawal dari ngeblog.

Ada di antara rekan-rekan saya yang bercerita bahwa mereka sudah begitu terlena dengan micro blogging dan berdampak dengan minimnya aktivitas menulis. Dalam sebuah pelatihan kepenulisan di Surabaya beberapa waktu lalu misalnya, seorang peserta yang cukup senior dalam dunia penerbitan dengan tanpa sungkan bertanya bagaimana caranya agar berjejaring sosial itu tetap bisa membuatnya kembali menulis seperti dulu. Waduh Cur-Col banget kan tuh....

Alhamdulillah saya tetap menulis selama 2 tahun ini, saya juga sedang menyiapkan proses akhir buku saya berikutnya setelah belum lama ini melahirkan buku antologi bersama seputar kisah-kisah inspiratif,  tapi ternyata setelah saya ingat-ingat sebenarnya saya juga termasuk yang terkena sindrom malas ngeblog karena asyik berjejaring sosial itu tadi. Padahal ngeblog itu punya sisi keasyikan tersendiri dibandingkan ber-Face Book atau ber-twitter ria. Ngeblog adalah arena latihan yang sangat efektif bagi para penulis untuk tetap menjaga stamina jemarinya agar terus menulis dan menulis. Konteksnya boleh tulisan apa sajalah, selama itu positif.

Ngblog sudah banyak diakui pada hari ini juga sebagai sarana influencer, promosi gratis dan tentu saja membangun kredibilitas seseorang, karena lewat tulisan, seseorang sebenarnya sedang menunjukkan kapasitas intelektualnya secara langsung kepada para pembancanya.

Nah kalau sudah begini, rasanya pas kalau kita melihat hubungan spirit sumpah pemuda itu dengan hari blogger Nasional. Menggunakan yang instan tentu boleh saja karena itu pilihan tapi merawat yang punya manfaat banyak juga jangan ditinggalkan di era seperti sekarang ini.

Jadi, selamat hari Blogger, hari Sumpah Pemuda dan teruslah bergerak untuk perubahan Indonesia yang jauh lebih baik dari hari ke hari ya!

Salam


Epri Tsaqib